Another Way

Monday, January 25, 2010 2 comments

Gw pasti bisa!!

Copy Paste

Thursday, January 21, 2010 1 comments

*Masih bingung sama format comicstrip gw gimana. Alhasil jadi keliatan g konsisten nih komik. LOL*

Is There Any Donuts?

0 comments

Yes.. komik ke-2 gw dah selesai. Mayan lah, cuma ganti karakter sama nambah objek buku doang. :p

Kalo mo liat karakter2nya cek disini

Anyone got water?

Wednesday, January 20, 2010 0 comments

Tadi bener2 g ada ide mo ngapain, jadi mengarang cerita bergambar aj dah. Yah walaupun hasilnya g bagus2 amat, yg jelas nih komik dah berhasil ngisi waktu suntuk gw.

Asap

Tuesday, January 5, 2010 0 comments

Ibarat kabut yang menghalangi pandangan saya di dalam satu ruangan yang berukuran 4.5m x 4.5m ini. Suatu ruang kecil tanpa ventilasi yang mengumpulkan orang-orang yang kelak akan menambah profit rumah sakit – rumah sakit bonafit. Di ruangan, ini para calon pasien pengidap kanker tak henti-hentinya melontarkan kata – kata yang sulit dimengerti. Setidaknya saya paham apa yang sedang mereka tertawakan. Suatu kebodohan demi kebodohan orang lain yang dijadikan bahan lelucon, bagi mereka.


Kini bertambah satu lagi calon pesakitan yang baru saja memasuki ruangan penuh penyakit ini.


Saya? Sedang sibuk membenturkan ujung jari-jari saya agar waktu penuh rasa bosan tanpa terasa saya lewati. Ya, saya salah satu dari mereka, calon – calon pengidap kanker saluran pernapasan. Lalu apa yang saya lakukan setelah mengetahui akibat buruk dari hal – hal yang kerap saya keluhkan? Tidak ada. Setidaknya sampai saluran listrik yang menghubungkan alat ketik saya masih terpasang dan bar batere saya mencapai 100%. Walau mili demi mili kabut penyebab rasa sakit terus saya hisap.


Tercetus keinginan untuk memantik api di korek yang baru saja saya pegang. Yah.. saya dengan kesadaran penuh telah mutlak menjadi salah satu dari mereka, orang – orang yang memenuhi rumah sakit kanker yang tersebar di seluruh permukaan bumi. Kembali saya berpikir apa yang saya rasakan dan saya peroleh dari kepulan asap yang apabila dibandingkan dengan asap mobil tidak jauh berbeda? Hanya satu tiket masuk ke dalam ruangan penuh kepulan asap sampah. Sekali lagi, saya hanya membutuhkan sedikit energi listrik untuk memenuhi batere alat ketik saya yang telah kosong.


Itu hisapan yang ke-tiga atau ke-empat? Ah entahlah..


Hei! Saya baru saja menemukan 2 sosok gadis yang berbeda ras. Satu berkulit kuning dan satu berkulit coklat. Si coklat yang sedang sibuk meniupkan kepulan demi kepulan asap putih yang katanya membawa ketenangan tak henti - hentinya tertawa. Apa yang ia tertawakan? Entahlah. Itu bukan urusan saya. Namun ada satu hal yang membuat fokus saya kembali tertuju ke mereka. Ada satu laki – laki yang dengan penuh semangat menunjukkan gambar atau video di handphonenya. Saya hanya mampu melirik penuh curiga ke arah mereka. Ah sadarlah! Itu bukan urusan saya, biarkan mereka berbual penuh kekosongan agar mereka memiliki pekerjaan. Tapi kenapa mereka mengenakan seragam yang sama? Apa ini pekerjaan mereka? Kalaupun benar sungguh pekerjaan yang cukup baru, dan benar – benar tidak sejalan dengan logika saya.


Sekali lagi saya memandang penuh miris ke arah satu sosok laki – laki berketurunan India yang sedang sibuk dengan plastik – plastik sampahnya. Apa dia termasuk kedalam orang – orang yang terdapat di ruangan ini? Sepertinya tidak. Dari warna bibir dan cekungan matanya, saya rasa dia tidak termasuk ke dalam orang – orang tersebut. Sungguh ironi.


Tanpa sadar saya mematikan gulungan tembakau berkertas putih di depan sebuah tempat sampah aluminium yang di atasnya terdapat tempat pembuangan benda tersebut. Di depan laki – laki berketurunan India itu.


Perasaan saya kembali begejolak ketika satu pertanyaan terlontar keras di hati saya. Kenapa calon – calon pemenuh rumah sakit tak henti – hentinyanya bergantian keluar masuk ruangan ini? Apa mereka tidak sadar akan akibat dari gulungan kertas putih yang baru saja saya matikan? Atau mungkin mereka satu tujuan dengan saya? Entahlah.


Kini terdapat angka 86% di gambar kanan bawah layar alat ketik saya. Tinggal 14% lagi waktu saya di di dalam ruangan pengap ini. Tidakkah saya sadar? Di samping kanan gambar tersebut telah menunjukkan angka 17.41? Oh iya saya baru saja teringat, bila angka tersebut berganti menjadi 18.50 itu berarti waktu saya untuk menaiki burung besi bersayap yang telah saya tunggu – tunggu sejak fajar tadi. Ah 722 menit penantian sudah berlalu, sekarang tinggal menunggu 67 menit lagi.


Lalu kemana burung besi bersayap tersebut tertuju? Seingat saya, burung besi tersebut mengarah ke suatu kota yang dikenal sebagai ibu kota negara saya. Satu tempat untuk melepaskan semua penat yang saya rasakan sejak 5 bulan lalu.


Saya rasa angka 88% sudah cukup menjadi energi untuk menghidupkan alat ketik saya yang sejak dari tadi saya gunakan. Sepertinya satu tempat di sebelah ruangan ini menjadi tujuan saya berikutnya. Saya hanya ingin membasuh tangan dan wajah saya dengan percikan air yang semoga memberikan kesegaran di tengah kepenatan saya. Percikan yang cukup membuat bekas – bekas kepulan asap yang sejak dari tadi menempel di seluruh tubuh dan pakaian saya.


Ah..


Ternyata ada 2 sosok perempuan berkulit kuning tengah memandangi saya dengan wajah penasaran. Mereka seperti melihat satu lelaki yang terus membenturkan ujung jarinya di atas tombol – tombol penuh huruf dan angka tanpa tau kemanakah tujuan tulisan yang tengah ia buat.


Mungkinkah?


Entahlah...


Seharusnya nih entry gw post bulan kemaren, berhubung baru sempet sekarang ya... gini d.