The Answer Of “Being Forgotten”

Thursday, August 14, 2008

Ok, Setelah melalui proses perenungan seharian penuh sambil ditemani dengan gelas demi gelas cafein dan puluhan batang nikotin serta berhasil mengaplikasikan dalam kehidupan gwa sendiri, akhirnya gwa dapat menarik suatu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam hati gwa setelah gwa menulis di postingan sebelum ini.

.....

Apa yang orang lain pikirkan dan lakukan terhadap kita sudah pasti berdasarkan akibat dari perlakuan dari kita sendiri. Baik hal itu menyenangkan hati sang orang tersebut ataupun sebaliknya. Namun feedback yang dia berikan ke kita itu pastinya sangat tergantung dengan keinginan mereka sendiri. Atau dengan kata lain orang tersebut memberikan apresiasi ataupun kritikan yang sangat dipengaruhi dengan apa yang dia inginkan walaupun mungkin dapat membangun diri kita sendiri ataupun tidak. Atau dengan lebih jelasnya mereka menginginkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan mereka dan akhirnya memberikan feedback yang sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Coba anda bayangkan jika anda telah telah menolong seseorang yang meminta pertolongan kepada kita. Pastinya anda akan mendapatkan apresiasi dari orang yang anda tolong tersebut dan sudah pasti dikarenakan anda telah melakukan apa yang dia inginkan. Bagaimana dengan perbuatan anda yang tidak berkesesuaian dengan keinginan seseorang? ... Sudah pasti anda akan mendapatkan feedback yang sangat berbeda 180 derajat apabila dibandingkan pada contoh pertama tadi. Feedback tersebut dapat berupa kritikan, hinaan, atau bahkan suatu bentuk respon yang pada akhirnya bersangkutan dengan postingan gwa sebelum ini, luapan emosi semata.

Kembali ke jawaban yang telah gwa temukan. Menurut pemikiran gwa, tidak ada salahnya kita menerima satu bentuk kritikan, hinaan, ejekan dan sebagainya. Karena pastinya hal-hal tersebut jika kita tela'ah lebih lanjut, dapat kita jadikan bahan pembelajaran untuk kita. Lain cerita apabila feedback itu berupa bentuk luapan emosi dan akhirnya membuat kita jatuh kedalam lingkaran ketidakpahaman, walaupun tidak dapat dipungkiri kita dapat mengambil pembelajaran dari hal tersebut. Tapi apakah lebih baik apabila orang yang memberikan feedback itu berpikir sekali lagi, apakah hal tersebut dapat dengan mudah dicerna oleh orang yang dituju dan lebih memiliki tujuan jelas akan apa yang orang (pemberi feedback) tersebut inginkan kepada orang yang dituju.

Sekali lagi gwa tekankan, mampu menunjukkan tujuan yang jelas dari apa yang diinginkan dari si pemberi feedback tersebut melalui feedback yang telah ia berikan. Seperti contoh, jika seorang Ibu akan pergi untuk membelikan mainan yang diminta anaknya dan mengakibatkan beliau tidak sempat memasak untuk anaknya pada hari itu. Namun si Ibu tersebut sangat menginginkan perut anaknya terisi penuh siang ini. Mana yang lebih baik, beliau memberitahukan kepada anaknya untuk membeli makanan diluar saja ketimbang hanya memberitahukan kepada anaknya kalau nanti tidak ada makanan di meja makan?? ... Sudah pasti jawaban yang paling tepat adalah si Ibu tersebut memberitahukan kepada anaknya untuk membeli makanan diluar saja. Karena hal tersebut sudah sangat jelas memberikan alternatif yang jelas dimana sangat sesuai dengan tujuan yang Ibu itu inginkan yaitu perut anaknya terisi penuh hari ini.

Menanggapi suatu feedback yang termasuk dalam luapan emosi semata, gwa telah menemukan jalan keluar yang cukup baik, bagi diri gwa sendiri. Dalam permasalahan yang telah gwa ceritakan di postingan gwa sebelumnya, gwa pun akhirnya mampu melewati permasalahan tersebut dengan sangat mudah. Kenapa dengan sangat yakin gwa mengeluarkan satu statement tersebut? ... Gwa sebagai orang yang memiliki tingkat ego dan rasa masa bodoh yang cukup tinggi, sudah tentu sangat dengan mudahnya menemukan jawaban dari pertanyaan Ini. Namun untuk lebih jelasnya, gwa akan memberikan satu dua hal yang mungkin dapat dijadikan media penyadaran bagi para pembaca.

"Coba anda berpikir sebagai orang yang memiliki wewenang penuh dalam menentukan bagaimana anda menjalani hidup dan apa yang akan anda lakukan berikutnya. Tidak ada orang lain yang mampu mengubah pandangan hidup anda dalam menentukan suatu sikap anda. Cobalah untuk tetap berpikir bahwa pilihan yang anda pilih merupakan pilihan yang tepat. Dan yakin apa yang anda lakukan adalah yang terbaik bagi diri anda."

Jika anda telah mencerna seluruh hal yang telah gwa sebutkan tadi, anda akan dapat melewati dan menanggapi feedback berupa luapan emosi yang telah gwa jelaskan dengan sangat panjang lebar tadi.

Gwa rasa cukup sampai disini ungkapan-ungkapan pikiran gwa. Karena gwa rasa sudah saatnya gwa harus membersihkan abu dan puntung nikotin yang berjatuhan di atas keyboard ketika gwa menulis coretan ini. Dan dengan segera gwa harus mengakhiri postingan kali ini.

.....

0 comments: