Satu Tetes Pelita

Saturday, August 8, 2009


04.17

Malam kian menyelimuti gw dengan hembusan sejuknya. Tak lupa hisapan demi hisapan penginspirasi, yang bagi sebagian orang menyebutnya racun, menemani gw di indahnya malam ini. Masih disekitar kehidupan gw, hidup yang penuh dengan hal-hal baru yang g bisa gw hindari.

Beberapa hari ini gw mendapati diri gw bermain dengan inspirasi yang lumpuh. Inspirasi yang muncul dengan tiba-tiba yang dengan mudahnya diledakkan namun g sempat gw realisasikan. Terlalu banyak, mungkin ini yang ngebuat gw harus menyaring mana yang harus didahulukan, disingkirkan dan dilupakan.

Pernah gw terpikir kapan gw meraih kebahagiaan gw. Kapan gw bisa mencapai satu titik puncak kebahagiaan gw. Dan ya, gw g bisa nemuinnya walaupun hal tersebut telah gw raih sekalipun. Akhirnya gw kembali memutar logika gw untuk menarik kembali satu kesimpulan dan jawaban.

Ya, gw mampu menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan gw. Salah satunya tentang kebahagiaan gw. Jujur gw sempat menjadi orang yang sering mengeluh, everyone always have a blue side anyway.

Kenapa gw dulu terus mencari titik yang konon kata orang-orang adalah titik dimana kesedihan, kemarahan, kegalauan menjadi tidak ada. Yang kenyataanya titik yang ingin dicapai itu sebenarnya tidak ada sama sekali, melainkan gw sudah dan telah memijakkan diri gw diatas satu titik kebahagian yang sangat besar.

Rasa syukur, kekuatan rasa syukur itu sebenarnya sangat besar pengaruhnya terhadap kebahagiaan kita. Bagaimana kita mencapai kebahagian sedangkan kita tidak mensyukuri hal-hal yang kita telah kita miliki?


Kebahagian sekecil apapun harus kita syukuri
Kebahagiaan itu adalah pilihan bukan tujuan


Sekarang tinggal berpikir, bagaimana kita menempatkan diri kita agar titik yang telah kita pijak dapat kita sadari?

0 comments: