Keklisean Yang Tipikal

Tuesday, March 10, 2009
Jengahku kembali kalahkan hari
Lagi mengharu hingga membiru
Tetap tak lepas dari segala keterpautan satu jiwa
Menanti satu lantunan sumbang pemecah karsa

Masih tetap satu waktu itu
Menukik tajam laksana membelah satu belati peneduh
Dua bagian tak tersatukan
Peneduh tak goyah telah terpatahkan

Kebingungan tak lepas dari satu keadaan
Menuntun satu pandangan menuju ketidakadaan
Memaksa untuk melangkah ke tanpa arah
Lalu kembali terjatuh kedalam keambiguan

Arah masih tak dapat ditemukan
Lalu terduduk mengais kepingan kejelasan
Menanti satu arah tuk tinggalkan kehampaan
Melepas semua jejak keterpurukkan

Untuk yang keberapa kalinya
Akhirnya kembali menatap jauh selimut lentera malam
Memandang penuh kedepan menanti embun menghadiri
Memulai satu pijakan diluar tetesan haru
Temui satu cahaya baru di lain hari

0 comments: